MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ILMU
TEKNOLOGI
Oleh: Achmad Ainul Wafa
A. Pendahuluan
Definisi media pembelajaran, kata media merupakan bentuk jamak dari kata
medium. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa
pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat
dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses
pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan
pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.
Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,
minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
Peningkatan kemampuan dan kesadaran guru untuk mengenal dan menguasai teknologi
informasi termasuk penggunaan komputer tentunya hal yang positif sekaligus
membanggakan dan mengisyaratkan peningkatan mutu dengan membuat media
pembelajaran berbasis komputer sehingga lebih menarik, komunikatif, adaptif,
dan yang paling prinsip dapat menghubungkan anak didik pada pemahaman yang
nyata dan sangat bermakna.
B. Landasan Teori
Ahmad Fuad Effendi (Malang: Misykat 2009) menyatakan, “kosa kata
merupakan salah satu unsur bahasa yang dikuasai oleh pembelajar bahasa asing
untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan bahasa tersebut.”[1]
Menurut Kochar (2008: 214), “Media pembelajaran adalah perlengkapan yang
menyajikan satuan-satuan pengetahuan melalui stimulasi pendengaran atau
penglihatan atau keduanya untuk membantu pembelajaran.”[2]
Ahli lain mengatakan:
“Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association) memiliki
pengertian berbeda mengenai media. Mereka mendefinisikan media sebagai bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media tersebut
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehngga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar mengajar terjadi.” (Arif, Rahardjo, Anung dan
Rahardjito, 2009: 6-7)
Sedangkan Gerlach dan Ely berpendapat, bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.[3]
Dalam uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran media berpengaruh dalam
pembeajaran intelekual. Hal ini sesuai dengan ditandai pengubahan istilah dari
teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Era Multimedia yang masuk
ke ruang-ruang kelas telah menggeser papan tulis dengan monitor. Melalui
komputer yang terkoneksi internet, guru dan siswa bsa menggali materi
pengajaran dalam bentuk teks, visual, dan audio. Pelan namun pasti, guru dan
siswa semakin intensif dalam berinteraksi dan mempertukarkan isi pikirannya.
Interaksi maupun dialog antara guru dan siswa semacam ini dahulu sulit
terjadi. Penyebabnya, sang guru sibuk
menuliskan materi ajar di papan tulis dan para siswa menuliskannya di buku.
Dalam hal ini, media sosial memiliki peranan tertentu, agar manfaat dan dapat dirasakan
oleh kalangan pelajar.
C. Manfaat Pembelajaran Elektronik Learning
Agar lebih jelas, berdasarkan landasan teori di atas, berikut ini akan
diuraikan tentang beberapa manfaat tertentu tentang media pembelajaran.
1. Mengkatkan Kadar Interaksi Pembelajaran antara
Peserta Didik dengan Guru atau Instrktur (enhance interactivity)
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan
kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru atau
instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan
bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan
pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran konvensional dapat berani atau mempunyai kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi.
2. Memungkinkan Terjadinya Interaksi Pembelajaran
dari Mana dan Kapan Saja (Time and Place Flexibility)
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia
untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat
melakukan interaksi dengan melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan
saja dan dimana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran,
dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan.
3. Menjankau Peserta Didik dalam Cangkupan yang
Luas (Potential to Reach a Global Audience)
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat
dijankau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau
meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja,
dimana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar, interaksi dengan sumber
belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka
lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
4. Mempermudah Penyempurnaan dan Penyimpangan
Materi Pembelajaran (Easy Updating of Content as Well as Archivable Capabilities)
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat
lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan
belajar eletronik. Demikian juga penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar
sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara
periodik dan mudah.[4]
D. Kesimpulan
Di dalam media pembelajaran yang berbasis teknologi terdapat manfaat sosial
terutama bagi para pelajar. Hal ini dapat diketahui atau diukur berdasarkan
fungsi dan peran media sosial (teknologi internet). Diantara manfaat dimaksud,
yakni meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan
guru Instruktur (enhance interactivity), memungkinkan terjadinya
Interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility),
menjalankan peserta didik dalam cangkupan yang luas (potential to reach a
global audience), dan mempermudah penyempurnaan dan penyimpangan materi
pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Manfaat media berbasis teknologi juga dapat diukur dengan kriteria lain; antara
ahli yang satu berbeda dengan para ahki yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Efendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab.
Cetakan ke-4. Malang: Misykat, 2009.
Gerlach, V.G. dan
Ely D.P. Teaching and Media: A Systematic Approach. Englewood Cliffs:
Prentice Hall, 1971.
Kochar, Purwanto, et. Al. Pembelajaran Sejarah. Jakarta:
Grasindo, 2008.
Pikulski dan Templeton S. Teaching and Developing
Vocabulary: Key Term Reading Success. Malang: Graha Ilmu, 2004. https://www.academia.edu/pdf/31054593125/Pengembangan_Mobile_Learning_dengan_eXeLearning_dan_PhoneGap.
[1] Ahmad Fuad Efendy. Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab. (Malang: Misykat, 2009), Cetakan ke-4, hlm. 120.
[2] Kochar, H. Purwanto dan Yovita
Hediwati, Pembelajaran Sejarah, (Jakarta: Grasindo, 2008), hlm. 105.
[3] V.G. Gerlach dan Ely D.P. Teaching
and Media: A Systematic Approach. (Englewood Cliffs: Prentice Hall, 1971), hlm. 90.
[4] Pikulski dan Templeton S. Teaching
and Developing Vocabulary: Key Term Reading Success. (Malang: Graha Ilmu,
2004), https://www.academia.edu/pdf/31054593125/Pengembangan_Mobile_Learning_dengan_eXeLearning_dan_PhoneGap. diakses pada tanggal 19 November 2017 pada jam 11.42 WIB.
Komentar
Posting Komentar