Achmad Ainul Wafa
Part
1
ARAB SEBELUM ISLAM
ANTARA DUA
KEKUATAN
Menjelang
kedatangan Islam, kekuatan dunia berpusat pada dua kekuatan
kemaharajaan: Imperium Byzantium sebagai pewaris kerajaan Romawi
yang beragama Kristen dan Imperium Persia yang beragama Majusi.
Kedua
bangsa itu adalah bangsa-bangsa besar yang sudah menguasai beberapa belahan
dunia sejak sebelum masehi.
BANGSA ROMAWI
Kekaisaran
Romawi yang sudah berabad-abad menguasai daratan Eropa dan menjadi
kekuatan penting dunia yang tidak terkalahkan, didalamnya mulai terjadi
persilisihan pada kaisar Diclidanus (248-305 M) dimana kekaisaran dibagi menjadi 4
propinsi. Pada tahun 395 M Kaisar Theodosius membagi kemaharajaannya
menjadi dua untuk dua orang puteranya Arkadius dan Honorius dengan
Roma sebagai ibukota Romawi Barat pada tahun 410 M oleh bangsa Gothia.
Sementara itu Romawi Timur dapat bertahan dan melanjutkan
kemaharajaan Romawi sampai berabad-abad berikutnya. Dengan demikian Romawi Timur
menjadi satu-satunya pewaris kemaharajaan Romawi dengan nama Imperium
Byzantium dan Konstatinopel sebagai Ibukota.
BANGSA PERSIA
Bangsa
Persia adalah turun temurun dari kekuasaan kemaharajaan Iskandariah
Zulkarnain (Alexander Agung), yang setelah kematiannya Persia terbagi
menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Pada tahun 227 M keluarga
Sasania mempersatukan Persia dengan mendirikan daulat Sasania yang
beragama Zaradhusta (salah satu aliran dalam agama majusi). Semula
mereka menyembah Allah, dan hanya keturunan mereka yang berhak untuk
memerintah.
Namun
pada masa berikutnya dengan keyakinan bahwa cahaya adalah simbol tuhan dan
kegelapan adalah simbol setan, maka bangsa Persia menyembah api.
ANTARA MAJUSI
DAN KRISTEN
Antara
orang-orang Persia dan Romawi selalu terjadi peperangan yang
berkepanjangan, khususnya memperebutkan pesisir Laut Tengah sekitar Mesir dan
Syiria, karena tempat tersebut sangat strategis untuk dijadikan Armada
Laut bagi masing-masing kerajaan.
Lantaran
orang Persia beragama Majusi yang menyembah api, sedangkan Romawi
beagama Kristen dan mengakui adanya Tuhan, maka sedikit
banyak peperangan diantara keduanya juga peperangan antara Majusi dan Kristen.
Hal ini yang kelak juga mempengaruhi orang Islam pada awal penyebarannya.
Yaitu ketika tentara Persia dapat mengalahkan tentara Romawi dan
merebut Mesir dan Syiria. Ketika itu orang Islam berduka
sedangkan orang Kafir Makkah bergembira. Namun Allah memberi ketenangan
kepada orang-orang Islam akan datangnya kemenangan bagi orang-orang Romawi.
Hal itu dijelaskan oleh Allah dalam Al-qur’an: (Ar-Ruum 1-4). Maka tak lama
kemudian tentara Romawi dapat mengalahkan tentara Persia dan
merebut kembali daerah-daerah yang semula direbut. Dalam hal ini orang-orang mukmin
bergembira dan orang-orang Kafir Makkah bersedih.
BANGSA ARAB
Bangsa
Arab yang mendiami Jazirah
Arab terlepas dari dua kekuatan tersebut, dikarenakan oleh Jazirah
Arab yang dikeliling oleh padang pasir dan lautan luas. Sementara negerinya
gersang tidak dialiri oleh sungai dan tidak pula mendapat siraman air hujan
dengan teratur kecuali negeri Yaman sebelah selatan Semenanjung
Arabia. Maka wajar pada masa itu Jazirah Arab tidak dikenal kecuali Yaman.
Namun demikian kedua kekuatan itu tidak tertarik untuk menguasainya
lantaran letaknya yang sangat jauh dan harus dijangkau dengan mengarungi lautan
atau pegunungan tandus dan padang pasir yang luas.
Oleh
karena sebagian besar tanahnya berupa pasir dan gurun yang tandus, maka
kebanyakan penduduknya hidup berpindah-pindah. Hal ini menyebabkan timbulnya
perselisihan antara suku satu dengan suku yang lainnya, karena memperebutkan
lembah dan air. Karena itu mereka terbentuk dengan kekuatan untuk membela diri.
Sehingga tertanam dalam diri mereka sifat berani dan suka perang. Mereka hidup
dalam udara yang merdeka, jauh dari jangkaun kaum penjajah. Sesungguhnya Bangsa
Arab merasa bahagia dengan kemerdekaannya yang tiada batas. Suku-suku
mereka terpecah belah dan tidak tunduk kepada suatu pemerintah pusat, yang
mengakibatkan tidak ada kesatuan polotik dan agama mereka. Tiap suku mempunyai
pimpinan sendiri dengan gelar Syekh Qabilah (Kepala Suku). Kepala dari
suku yang besar seakan-akan seperti raja tanpa mahkota. Perintahnya menjadi
undang-undang, segala keperluannya harus terpenuhi, dan suku-suku kecil harus
tunduk terhadapnya.
Tidak
satu pun kerajaan yang berani mengarahkan pasukannya ke negeri Arab yang
tandus, kecuali Yaman yang kaya raya. Negeri ini pernah diperangi oleh
bangsa Ethiopia pada tahun 571 M. Dibawah pimpinan panglima Aryath, kemudian
Abrahah menggantikan Aryath sebagai gubernur di Yaman. Ia
mengarahkan tentaranya untuk menyerang Makkah dengan maksud meruntuhkan Ka’bah
pada tahun 571 M. Angkatan perang besar Abrahah yang dipelopori oleh
Pasukan Gajah, hancur lebur ditengah jalan karena dihadang oleh serangan Burung
Ababil.
Komentar
Posting Komentar