KARYA ILMIAH

PERAN ITQAN DALAM MENYAMBUT PEKAN KHUTBATUL-L-ARSY DI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PONOROGO
Oleh: Achmad Ainul Wafa
Jurnal syawwal adalah awal pergerakan )ilmu tarbawi qur’ani) ITQAN group. Sepanjang perjalanan ITQAN group selama setahun penuh dapat digambarkan melalui jurnal syawwalnya. Sebagai wadah pengembangan kreativitas, keilmuan, dan informasi santri. ITQAN group tampil dalam format mading mingguan selama bulan syawwal hingga akhirnya rentetan acara khutbathul-l-arsy dalam drama arena dan panggung gembira. Dalam jurnal syawwal ini, semua hal yang terjadi selama khutbathul-l-arsy diberitakan secara lugas dan jelas.

Pengamatan ini menyatakan bahwa pada dasarnya, tugas jurnal syawwal cukuplah sederhana namun bila tidak dikonsep secara matang akan terjadi banyak penyimpangan dan kesalahan. Hal pertama yang harus dilaksanakan adalah sidang redaksi pertama. Diadakan secepatnya setelah pembukaan agenda ITQAN group. Topic rapat mencakup jadwal harian jurnal syawwal, formatur panitia jurnal  sebelum diajukan dan disetujui oleh anggota lama ITQAN group (Islamadina) jadwal piket, pastinya harus menerbitkan majalah dinding edisi perdana. Sidang redaksi perdana haruslah dibawah bimbingan Islamadina untuk memberikan beberapa pengarahan tentang hal-hal yang bersangkutan. Kegiatan harian jurnal syawwal:
I.          Sidang Redaksi
Sidang redaksi merupakan agenda mingguan wajib bagi setiap anggota jurnal syawwal. Dalam sidang ini, setiap kepala haruslah mendapat minimal satu rubik. Diantaranya adalah:
A.    Topik utama
B.     Berita tentang kepanitiaan
C.     Opini masyarakat
D.    Tokoh
II.        Laporan Pertanyaan
Melaporkan jenis pertanyaan kepada Islamadina merupakan kewajiban setiap anggota sebelum wawancara terhada narasumber. Hal ini dilakukan untuk mensortir mana pertanyaan yang penting dan mana pertanyaan yang kurang penting. Disamping itu pula Islamadina dapat memberikan masukan dan informasi tentang narasumber. Setelah melaporkan pertanyaannya, barulah diizinkan untuk menemui narasumbernya.
III.     Deadline
 Deadline merupakan batas akhir pengumpulan rubik untuk diperiksa oleh Islamadina ataupun pimpinan redaksi jurnal syawwal. Syarat pengumpulan memiliki beberapa syarat, antara lain:
A.    Judul (harus jelas)
B.     Narasumber
C.     Bukti atau data (kongkrit)
D.    Sesuai fakta
E.     Tulisan harus rapi (sesuai dengan huruf kapital yang benar)
F.      Karya pribadi (tidak plagiat)
IV.    Layout
Layouting merupakan penyusunan tata letak berita oleh bagian layouter. Ketika seluruh tulisan sudah masuk dalam format word dan gambar sudah siap tampil, bagian layouter harus segera menyusun dengan softwaer desain grafis (corel draw, photoshop, ilustrator, dll). Seusai penyusunan, layouter segera melaporkan kepada pembimbing layouter di Islamadina dalam bentuk cetakan diselembar kertas (f4). Setelah dievaluasi, hasil segera dicetak dengan ukuran 2x2.
V.       Finishing
Penempelan dilakukan harus ketika santri sedang beraktifitas dan dilakukan oleh anggota yang mendapat izin untuk meninggalkan aktifitas selain penempelan tersebut. Misalnya piket malam ataupun piket rayon yang diizinkan untuk meninggalkan latihan pidato kamis malam. Penempelan akan ditempelkan ketika malam itu juga. Hal ini dikarenakan akan memberi efek kejut bagi santri sedarussalam.
VI.    Peliputan
Jurnal syawwal dipegang oleh seluruh anggota baru ITQAN group (Alhambra) dibawah bimbingan Islamadina. Disamping itu pula, jurnal syawwal merupakan ujian bagi Alhambra dari kelas tiga intensif dan kelas empat untuk mencapai jenjang anggota inti ITQAN group (Ulul Albab). Sekaligus ajang magang bagi mereka yang ingin menjadi anggota ITQAN group. Selanjutnya peliputan wawancaara akan terjun dilapangan pada inti dari agenda khutbatul-l-arsy, diantaranya:
A.      Peliputan kepanitiaan di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM)
Salah satu rentetan acara Khutbathul-l-Arsy adalah Lajnah Qoah yang dipegang oleh kelas tiga intensif dan kelas empat. Bila ingin meliput lebih dalam ketika acara berlangsung harus ada surat izin resmi yang disetujui oleh pengasuhan santri dan ketua panitia acara.  
B.       Peliputan gladi Drama Arena dan Panggung Gembira
Peliputan Drama Arena dan Panggung Gembira memiliki beberapa kali glodi dari kotor, bersih hingga gladi suci. Disini pula anggota ITQAN group digladi untuk menghadapi wawancara beruntun dan diwaktu yang sama pula diwajibkan untuk melayout pekerjaannya. Anggota ITQAN group juga diwajibkan untuk mengenakan kostum seragam saat peliputan.      
C.       Peliputan Drama Arena dan Panggung Gembira
Peliputan Drama Arena dan Panggung Gembira merupakan puncak rentetan acara khutbathul-l-Arsy dan diwaktu yang sama pula puncak dari kepanitiaan jurnal syawwal. Ada beberapa hal yang harus diselesaikan minimal sehari sebelum acara berlangsung, antara lain:
1.      Meminta izin peliputan kepada pengasuhan santri, khususnya kepada penaggung jawab angkatan.
2.      Meminta data acara valid ke Head Office panitia.
3.      Mengadakan sidang redaksi dan rapat koordinasi khususnya tentang konsumsi dan kostum.
4.      Mengecek kesehatan komputer dan printer, khususnya masalah tinta.
Kemudian, pada detik-detik acara pentas (hari H) pun jadwal harian berubah, diantaranya:
1.      Siang hari, santri diwajibkan untuk tidur wajib demi persiapan acara malamnya. Namun, untuk anggota ITQAN group dianjurkan tidur dikantor untuk check in kostum peliputan. Kostum tersebut dari siang hingga malam haruslah sudah berada dikantor.
2.      Setelah magrib, anggota ITQAN makan malam seperti biasa dan segera melaksanakan shalat isya’ dikantor redaksi.
Peliputan diawali dengan berdo’a bersama dikantor redaksi. Kemudian semua mennuju keposisi masing-masing. Pimpinan redaksi mengontrol secara umum, Sekretaris dan layouter menyiapkan desainnya, wartawan segera menyebar ketempatnya, fotografer mendokumentasikan kejadian (wawancara dan acara). Wartawan, apabila sudah selesai wawancara segera kembali ke kantor redaksi  untuk menulis dan mengetik. Naskah diserahkan ke editor untuk dikoreksi, setelah selesai segera diberikan kepada layouter unuk di layout.
Ketika semua naskah selesai di layout, kembali di koreksi. Demi menjaga kesalahan-kesalahan fatal dalam penulisan maupun desain. Untuk gambar, bisa dinegosiasikan dengan bagian fotografi panggung gembira dan OPPM. Mengapa? Karena kualitas gambar mereka lebih baik dibanding kamera inventaris. Hal ini sangat berpengaruh kepada hasil layout, bila gambar memiliki definisi rendah, akan pecah bila dicetak dalam ukuran besar. Skala ukuran cetakan standar f4 landscape adalah 11x12. Setelah selesai mencetak dan menempel segera dilitakkan dipapan dan diberi plastik sampul, kemudian pajang (sosialkan). Setelah selesai, seluruh kru bisa beristirahat dengan tenang.


Demikian paparan mengenai sarana ITQAN pada acara Khutbatul-l-arsy di PMDG. Sebenarnya, masih banyak hal-hal yang belum dipaparkan terkait judul diatas. Namun demikian, apa yang tersaji, agaknya sudah cukup memberi gambaran tentang aktifitas ITQAN di PMDG.   

Komentar