GHAZWAH MU'TAH, TABUK DAN FATHU MAKKAH


Achmad Ainul Wafa’

Part 9

GHAZWAH MU’TAH


Rasulullah SAW juga mengirimkan surat kepada para kepala suku Arab, yang umumnya memeluk agama Nasrani dan berdiam dekat di perbatasan Syiria yang takluk dibawah kekuasaan Roma, untuk menyeru mereka memeluk agama Islam. Tetapi utusan nabi SAW tersebut justru dibunuh. Maka pada tahun 8 hijriyah, nabi SAW mengerahkan 3000 orang balatentara dibawah pimpinan Zaid bin Haritsah. Angkatan ini berhadapan langsung dengan laskar Heraklius yang terdiri dari bangsa Romawi dan Arab,  dan terjadilah pertempuran didesa Muktah,  yang berbatasan dengan Syiria.  Dalam pertempuran ini Zaid gugur, kemudian kepemimpinan ini diserahkan oleh dua orang, yaitu Abdullah bin Rawahah dan Ja’far bin Abi Thalib. Tetapi kedua pemimpin ini gugur pula, akhirnya umat Islam memilih Khalid bin Walid menjadi panglima. Dibawah kepemimpinan Khalid bin Walid inilah lascar Islam ditarik mundur dengan teratur, sebab kekuatan musuh amat besar. Dan kemudian dari panglima Khalid membawa tentaranya pulang ke Madinah, sementara itu tentara Romawi tidak sanggup untuk mengejarnya.

KHALID BERGELAR SAIFULLAH


Sewaktu pertempuran di Mu’tah itu turunlah wahyu kepada nabi SAW menceritakan jalannya pertempuran dan pahlawan-pahlawan yang gugur. Kemudian nabi SAW menaiki mimbar lalu berpidato menerangkan suasana pertempuran dan keguguran tiga pahlawan itu: Zaid, Abdullah, dan Ja’far, kemudian ujar nabi SAW lebih lanjut bendera Islam masih bertahan dan dibawa oleh Saifullah (pedang tuhan) Khalid bin Walid. Demikianlah, sejak itu Khalid bergelar Saifullah.

FATHU MAKKAH

 Warga Makkah telah mengadakan perjanjian damai yang mereka ikat dengan nabi SAW pada tahun 6 H. mereka menyerang suku-suku yang bersahabat dengan umat Islam. Lalu suku-suku tersebut meminta tolong kepada nabi SAW dan permintaan tersebut segera ditanggapi oleh nabi SAW, demikianlah pada tahun 8 H nabi SAW mengerahkan 12.000 umat Islam untuk menaklukkan Makkah.

MEMUSNAHKAN BERHALA

  Ketika orang Makkah mengetahui kedatangan tentara Islam itu, maka para pemimpin mereka menyerahkan diri, dikepalai oleh Abu Sufyan, kedatangan Abu Sufyan diterima oleh nabi SAW dengan segala kehormatan, dan umat Islam pun lalu memasuki kota Makkah dengan tanpa pertempuran darah. Kemudian nabi SAW memerintahkan para pengikutnya untuk memusnahkan berhala-berhala dari sekililing Ka’bah, dan nabi SAW mengicapkan: katakanlah, telah datang yang benar dan telah musnah yang batil, dan yang bathil itu pasti musnah.

Termasuk diantaranya sebab yang memudahkan penaklukkan Makkah, ialah Islamnya Khalid bin walid dan Amru bin Al-Ash, dua orang panglima ternama.

PEMBERIAAN MAAF

Sekalipun nabi Muhammad SAW memasuki kota Makkah bagai seorang panglima yang menang, namun nabi SAW tetap memberi maaf kepada warga Makkah yang dahulunya menganiaya nabi SAW dan sahabat-sahabatnya.

GHAZWAH TABUK




Perang Tabuk adalah peperangan Rasulullah SAW yang terakhir. Sebab dari perang ini adalah sampainya berita kepada Rasulullah SAW, bahwa orang Roma telah bersiap lengkap di perbatasan Palestina dan hendak menyerang umat Islam. Dalam angkatan perang Roma itu terdapat beberapa suku Arab.

Untuk menghadapi musuh itu Rasulullah SAW menyerukan jihad kepada umat Islam, dan Rasulullah SAW pun keluar bersama angkatan menuju Syam. Setelah Rasulullah SAW tiba di Tabuk yaitu tempat antara Madinah dan Palestina. Berhentilah Rasulullah SAW untuk beberapa hari dan mengikat perdamaian dan persahabatan terhadap penduduknya. Kemudian datanglah utusan dari Aylah (dipesisir laut Kaizun) dan dari tempat yang lainnya mengikat perdamaian dengan Rasulullah SAW. Sementara itu Khalid bin Walid membawa sebagian tentera Islam ke Dumatul-l-jandal dan menaklukkan daerah itu. Kemudian Rasulullah SAW pulang ke Madinah. Perang Tabuk ini adalah Ghazwah terakhir di zaman Rasulullah SAW.  

Komentar